Tuesday, January 13, 2015

Mengapa Terlalu Banyak Berlari Buruk untuk Kesehatan?


Ketika kita melakukan olahraga yang berat, intensitas tinggi bukan berarti lebih baik. Pada kenyataannya, orang-orang yang berlatih terlalu keras dan lama justru kurang sehat dibandingkan dengan orang dengan tingkat keaktifan rendah, menurut editorial British journal Heart.
Penulis dalam editorial tersebut mengamati riset dalam beberapa dekade terakhir tentang pengaruh olahraga endurance. Mereka menemukan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa olahraga moderat itu baik, namun olahraga yang berlebihan justru dapat merusak tubuh.
Misalnya, dalam sebuah penelitian di Jerman yang dimuat dalam European Heart Journal, peneliti membandingkan 108 hati dari pelari marathon kronis dengan orang-orang yang tidak aktif dalam sebuah grup terkontrol. Secara mengejutkan, para pelari memiliki penumpukan plak koroner yang lebih banyak, dimana hal ini merupakan salah satu faktor resiko terkena penyakit jantung.
 
Dalam studi observasi lainnya, peneliti melacak lebih dari 52.000 orang selama 30 tahun. Secara keseluruhan, pelari memiliki resiko kematian 19% lebih rendah dari non-pelari. Namun manfaat latihan untuk kesehatan mulai menurun diantara orang-orang yang berlari lebih dari 20 mil (32K) per minggu, lebih dari enam hari seminggu, atau lebih cepat dari delapan mil (12K) per jam.
Jumlah dan intensitas yang idealnya tampaknya terdapat saat kita menempuh lima sampai sembilan belas mil (5-30K) per minggu pada kecepatan enam sampai tujuh mil (9-11K) per jam, yang dapat dibagi dalam tiga atau empat sesi per minggu. Pelari yang mengikuti panduan ini akan menuai manfaat kesehatan yang sangat besar; resiko kematian yang turun hingga 25 persen, demikian menurut Journal Medicine & Science in Sports & Exercise.
Lupakan sejenak tentang lecet kulit dan nyeri otot. Olahraga yang berlebihan bahkan dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. Selama latihan berat, tubuh kita bekerja keras untuk membakar gula dan lemak guna menjadikannya sebagai bahan bakar. Dan seperti kayu yang terbakar dalam api, hal ini menciptakan asap.
“Asap” yang muncul dari sistem tubuh kita sebenarnya merupakan radikal bebas yang dapat mengikat kolesterol untuk menciptakan penumpukan plak pada arteri kita dan merusak sel-sel tubuh yang sering disebut dengan stres oksidatif. Oleh karnea itu, mengkonsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti buah dapat membantu kita pulih dari proses latihan berat.
“Tubuh kita dirancang untuk mengatasi stres oksidatif yang berasal dari satu jam pertama latihan,” ujar James O’Keefe, MD, ahli jantung dan Director of Preventative Cardiology di Saint Luke’s Mid America Heart Institute di Kansas City, serta penulis editorial Heart. “Namun latihan intens yang berkepanjangan dapat menyebabkan stres oksidatif yang berlebihan, yang pada dasarnya membakar tubuh melalui antioksidan dalam sistem tubuh kita sendiri dan membawa kita pada masalah,” tambahnya.
Namun, James O’Keefe menegaskan bahwa ini tidak dapat dijadikan alasan untuk membuang sepatu lari kita dan bermalas-malasan. “Latihan mungkin komponen yang paling penting dari gaya hidup sehat, tapi seperti obat, kita harus menggunakan dosis yang tepat,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment